HARI ini 26 Oktober 2012 dan bertepatan dengan hari Raya
Idul Adha 10 Dzulhijjah 1433 Hijriah,
saya melihat kondisi dan situasi di beberapa rumah ketika mereka menyambut
kedatangan sanak saudaranya yang pulang dari perantauan dengan penuh gemberira
dan ceria sambil berpeluk-pelukan.
Biasanya setiap musim Haji selalu hujan, rumah yang saya
lihat itu milik fakir miskin dengan dinding terbuat dari bambu dan papan serta
bagian atapnya ditutupi dengan daun rumbia. Hujan pun turun, satu persatu sanak
saudaranya masuk ke dalam rumah yang hanya berukuran 4 x 6 meter, persis
seperti gebuk derita. Namun tak ada masalah bagi pemilik rumah tersebut dan
menerima seadanya.
Sekitar 20 menit turun hujan atap rumahnya mulai bocor dan
terlihat beberapa sanak saudaranya mengambil ember dan diletakkan dibawah,
supaya air tidak meluas di dalam rumah. Rumah yang saya lihat tersebut milik M
Jafar AR yang terletak di Gampong Blang
Gunci Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.
Kurang lebih 50 tahun
dia tinggal bersama istri dan seorang anak belum ada kemampuan untuk membangun
sebuah rumah, karna pekerjaan yang dia lakukan sehari-hari hanya bertani dan cukup
untuk kebutuhan sehari-hari termasuk mensekolahkan anaknya.
Hal serupa tidak hanya di alami oleh M Jafar AR saja, namun
juga banyak di alami oleh masyarakat-masyarakat yang lain di sejumlah desa
dalam Kecamatan Paya Bakong. [Safrizal]